Philip menatap Thomas dengan matanya yang berwarna biru namun terlihat mulai meredup cahayanya. Ia menghela nafas sejenak dan seakan sedang memutar kembali perjalanan hidupnya selama puluhan tahun ini. “Thomas, kamu dan aku juga semua pria yang sekarang ada di kediamanku dan menjadi anggota klub. Kita semua paham dan mengerti kalau setiap laki-laki memiliki hasrat dan nafsu yang besar. Kita selalu ingin memiliki segala sesuatu dengan lebih banyak lagi setiap waktunya, entah apakah itu harta, jabatan dan kekuasaan, bahkan wanita. Kita tidak pernah merasa terpuaskan oleh semua itu. Bahkan setelah kita mendapatkan apa yang menjadi target kita, kita kembali lagi meragu dan berkata apa lagi setelah ini? Apa yang aku bisa raih kembali setelah ini? Benar kan Thomas?” Thomas mengangguk, “Benar,