Suara gelak tawa dari luar sana mengusik tidur Aksa di minggu pagi itu. Dengan mata mengernyit berat dia bangun dan melangkah gontai. Cahaya matahari menerobos masuk begitu gorden jendela kamarnya dibuka. Tawa anaknya dan juga jerit girang Naya semakin terdengar jelas di telinganya, sepertinya dia bisa menebak dimana mereka. Masih dengan sisa kantuknya, Aksa mengenakan kaosnya dan melangkah keluar menuju halaman belakang. Kalau libur akhir pekan begini, pagi bangun tidur biasanya Cello akan pergi ke rumah Ibra untuk ikut main basket bersama Dirga, Enda dan Satria. Namun, sepertinya hari ini dia lebih memilih di rumah. Mereka di sana, tampak riang berenang kesana kemari di kolam belakang rumah dengan Naya duduk di pelampung angsanya. Bukan itu masalahnya yang membuat Aksa seketika merengu