Hamil adalah hal biasa bagi seorang wanita normal, apalagi buat mereka yang sudah menikah. Namun, itu menjadi sesuatu yang luar biasa bagi Sifa karena setahunya Aksa sudah vasektomi. Suaminya itu tadinya sudah tidak ingin punya anak lagi selain Cello, bodohnya dia atas nama cinta malah rela jika harus tidak punya keturunan asal bisa hidup bersama Aksa. Bersyukur karena pada akhirnya Aksa kemudian berubah pikiran. Kehamilan Sifa bukan cuma menjadi kejutkan bahagia buat Sifa sendiri, tapi juga teman-temannya. Mereka yang tadinya mengejek telur Aksa sudah tidak bisa menetas, sekarang dibungkam dengan kabar yang tak terduga-duga itu. Bisa dibilang Aksa dan Sifa tengah memetik buah dari kesabaran mereka, setelah melalui perjalanan hidupnya yang sama sekali tidak mudah. Tuhan dengan cara yang