Bab.103 Sesal Dan Dendam

1949 Kata

Seumur-umur mungkin inilah saat dimana Sifa benar-benar jatuh terpuruk dalam kesakitan, karena kehilangan sosok terpenting dalam hidupnya. Kepergian kakeknya yang begitu mendadak setelah memberinya restu sekaligus menyaksikan dirinya menikah, menjadi sebuah pukulan berat yang sulit Sifa terima. Semalam setelah ijab kabul selesai, Sifa dan Aksa menghampiri Rianti dan Fahri Haidar untuk sungkeman. Pria tua yang biasanya angkuh dan bermulut pedas itu tampak tersenyum dengan mata berbinar bahagia. Seakan sadar kematiannya sudah didepan mata, dia bahkan sempat minta maaf ke Aksa, Sifa dan Rianti. Derai tangis tak terbendung lagi, apalagi saat Sifa memeluk kakeknya dan Fahri menghembuskan nafasnya terakhirnya. Entah apa yang dibisikkan ke Sifa. Namun, setelah suara nyaring itu terdengar karena

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN