Elang membantu Heera agar berbaring di ranjang. Raut wajahnya tampak datar tanpa ekspresi meski sejak tadi Heera terus merintih kesakitan. Saat wanita itu sudah berbaring, Elang hendak bangkit namun tangannya ditahan oleh Heera. "Jangan pergi," pinta Heera lirih. Elang memandang mata sayu itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sesaat kemudian ia menarik tangannya perlahan. "Kita hentikan semua ini, Heera. Mau sekeras apa pun usahamu kita akan tetap bercerai. Tolong jangan membuatku semakin tidak menyukaimu," kata Elang mencoba untuk tenang. Berharap Heera akan mengerti kali ini. "Elang." Heera menggenggam tangan pria itu lebih erat. "Kepalaku sedang pusing dan tidak enak badan. Aku mohon juga ... temani aku istirahat," ujar Heera lembut. "Mau sampai kapan?" Mata Elang yang semula sed