Elang memupuskan keraguannya. Ia menurunkan tali piyama satin tipis itu sampai ke perut. Elang tidak melihat apa pun, langsung saja memeluk Claudine seerat mungkin. Tetapi saat dadanya bersentuhan dengan d**a wanita itu, mata Elang membulat. Ia menggelengkan kepalanya, membuang pemikiran gila itu segera. "Dia sedang sakit, aku harus membantunya," batin Elang menguatkan hatinya sendiri agar tak terlena. Elang mengusap-usap punggung Claudine yang terbuka. Wanita itu nyatanya benar-benar kedinginan tetapi badannya panas. Tanpa Elang duga sekali pun, Claudine membalas pelukannya dan menenggelamkan wajahnya pada leher. Hal itu berhasil membuat sesuatu dibawah sana mengeras. "Sialan kau Claudine. Ini namanya kau yang menyiksaku!" umpat Elang dengan mata menunduk memandang wajah cantik yang sa