50

1484 Kata

Celia memandangi mesin pendeteksi tekanan darah dan jantung di depannya. Angka angka itu semakin menurun.  Dia menanti dengan sabar. Sambil terus menggenggam tangan mamanya. Menanti detik detik yang memang harus dilalui. Tak lama ruangan itu sudah dipenuhi oleh banyak orang. Jumlah dokter bertambah. Dan Om Harun tiba tiba sudah menggenggam tangan mamanya yang sebelah lagi. Mereka semua menangis. Sampai akhirnya alat itu mengeluarkan satu bunyi tanpa terputus. Celia terdiam, kali ini ia sudah tidak mampu lagi menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Semua terasa membingungkan. Ketika seluruh alat yang terpasang ditubuh mamanya dicabut, Pun ketika mamanya perlahan dibawa ke kamar jenazah untuk dibersihkan. Azka yang melihat Celia begitu shock, hanya memeluk istrinya. Namun tidak ada res

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN