51

1505 Kata

Mereka mendekati pria yang terdiam dihadapan nisan kayu tersebut. Sampai kemudian pria itu menyadari kehadiran mereka. Lama mereka saling berpandangan. Bagi Celia entah kemana rasa marah yang selama ini terpendam untuk Om Harun. Dan bagi Harun, rasa cemburunya pada Celia juga lenyap sudah. Kedua pasang mata itu hanya menyiratkan duka yang mendalam. "Kamu sudah sehat?" Harun membuka pembicaraan. "Sudah om, maaf waktu pemakaman saya nggak datang" "Om mengerti, kamu masih belum sadar waktu itu" kembali pria paruh baya itu menatap kearah batu nisan "Seandainya waktu itu om mengijinkannya menghadiri pernikahan kalian. Pasti tidak begini jadinya" kembali om Harun menangis. Celia dan Azka menghela nafas dalam dalam. Sama sama tidak mau memberikan tanggapan. "Pagi itu, saya tahu dia menangis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN