Lio mematung, menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin. Setelan tuksedo berpadu sepatu hitam mengkilap, membalut tubuhnya kini. Sungguh, tampan. Sayang, rona wajahnya justru mendung tak bercahaya sama sekali. Semakin gelap, kala teringat bahwa sebentar lagi ia harus benar-benar melepas Shilla dari hidupnya. Berlahan, tirai penutup di balik punggung Lio terbuka hingga sempurna. Meski Lio belum memutar tubuhnya. Namun, pantulan dirinya di cermin besar terlihat jelas oleh kedua wanita paruh baya yang duduk menunggu di belakangnya. Rita bangkit dari duduknya, dan berjalan mendekati sang anak. Ia berdiri, tepat di depan Lio. Lalu mengusap wajahnya penuh kelembutan. "Anak Mamah yang satu ini, emang ganteng banget, ya?" pujinya jujur. Lio menggenggam tangan sang ibu yang berhenti di
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari