Pras terus saja mencoba menghubungi Shilla. Baik melalui telepon, maupun, melalui pesan. Namun semua itu, Shilla abaikan begitu saja. Bahkan sejak tadi, Shilla mengatur ponselnya dalam posisi senyap. Perdebatannya dengan Pras tadi, membuat Shilla merasa lelah. Oleh sebab itu, ia tak ingin diganggu untuk sekarang. Rasa kecewa yang Shilla rasakan kini, entah mengapa terasa sangat menyakitkan. Membayangkan semua keluarga Pras sudah menerima kehadiran Liana. Dan Shilla, yang mencoba berusaha untuk tetap masuk ke sana. Meski ia tau bahwa, keberadaannya sudah ditolak oleh keluarga Pras. Shilla bagaikan orang bodoh, yang tak tau tempatnya berada. Pintu kamar Shilla diketuk. Membuat ia, yang sejak tadi berbaring di ranjang, mau tak mau bangun dari posisinya. "Malam, Mbak Shilla. Maaf, ganggu