Tidur Shilla terusik, oleh ucapan Feby, tadi. Berkali-kali ia mencoba memejamkan matanya. Nyatanya, ia tetap tak bisa terbuai dalam mimpinya. Shilla meraih gelas dan teko di nakas samping ranjangnya. Ia hendak minum, agar bisa menenangkan hatinya. Sialnya, air putih di teko tersebut hanya tersisa sedikit. Shilla menghela napasnya. Kemudian memutuskan untuk turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar menuju dapur di lantai bawah. Dari lantai atas. Shilla bisa melihat Feby, tengah berdiskusi bersama Agus. Tak ingin mengganggu waktu keduanya. Shilla pun, berjalan dengan pelan agar keduanya tak menyadari keberadaannya. "Ga perlu jalan pelan-pelan, Shil. Saya juga udah liat kamu dari tadi, kok." Shilla meringis, saat mendengar suara Agus. Ia tak menyangka, ternyata Agus menyadari keberada