Lio membawa Amel dan juga Sandi ke restoran terdekat. Dari penuturan Sandi tadi, yang mengatakan bahwa mereka langsung pergi ke kantor Lio begitu turun dari kereta. Ia yakin, keduanya pasti belum sempat makan apa pun. Maka dari itu, sekarang ia membawa keduanya makan di salah satu rumah makan bernuansa Nusantara, yang cukup terkenal di sana. "Kenapa repot-repot ajak kami makan di sini, Nak Lio?" Amel menatap ke sekeliling. Suasana restorannya begitu nyaman. Dan entah mengapa, membuat suasana hati Amel menjadi hangat. Namun ia merasa tak enak, sebab harga makanan yang tercetak di buku menu, sangat mahal untuk ukuran kantong Amel. "Cari yang deket soalnya, Bu," jawab Lio enteng. Ia pun, meminta Amel dan Sandi untuk memesan lebih dahulu. Awalnya, Amel dan Sandi kompak menolak. Bahkan hingg