Kasih hanya duduk di stool bar dan memperhatikan Byan yang sedang membuat pasta, pria itu terlihat cekatan seolah memang biasa di dapur, dari membuat steak tempo hari lalu sekarang pasta, dia melihat Byan sangat berbeda dari dulu. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Byan untuk menyelesaikan pasta itu dan menyajikannya pada Kasih. “Kamu tidak alergi udang, kan?” Tanya Byan dan Kasih mengangguk. “Makanlah. Pasti melelahkan mengurus mereka yang rewel dari sore.” Ucap Byan menatapnya lembut, Kasih lalu memakannya dan rasanya begitu enak, membuat wanita itu sampai memejamkan mata. Jika boleh meminta lebih, Byan ingin kembali mendengar panggilan ‘mas’ itu dari Kasih. Panggilan yang diam-diam dirindukannya. “Kamu belum menjawab pertanyaanku.” Kasih kembali dengan topik awal. Byan tersenyum,