“Ayo, masuk. Anak-anak menunggu, Kasih.” Byan tanpa ragu menggenggam tangan Kasih, Kasih akan menariknya namun Byan menggeleng dengan senyum manisnya. “Kamu tadi mengatakan kita akan kembali bersama dengan anak-anak kan? Kita harus menunjukkan kepada mereka jika kita akan bersama, menunjukkan secara langsung dan mengatakannya dengan baik-baik kepada mereka.” Ucap Byan membuat Kasih akhirnya mengikuti pria itu. Genggaman itu terasa hangat bagi Kasih, genggaman yang dulu sangat dia inginkan, kini dia dapatkan, namun hatinya kini masih terasa hampa dan merasa aneh dengan semua perlakuan manis pria itu. “Bunda ….” Teriakan mereka begitu memekakkan telinga, Tian dan Tiara langsung menghambur dan memeluk Kasih dengan erat, Tiara bahkan sudah menangis, namun tangis bahagia yang membuat hati