“Kamu baik-baik saja?” Tanya Byan sekali lagi memastikan keadaan Kasih, menatap sendu pada kening Kasih yang diplester. “Berhenti menatapku seperti itu, ini hanya luka kecil, kamu menggelikan. Tunggu sebentar di sini.” Kasih mendengus, dia beranjak untuk membuatkan teh untuk Byan, Kasih tau jika Byan pergi ke Surabaya tadi siang, dan mungkin pria itu langsung memutuskan pulang ke Jakarta setelah mendengar kabarnya. Kasih yang kembali datang dengan membawa teh membuat Byan menyungging senyum dengan hati yang menghangat, sekali pun wanita itu sangat ketus dan menjaga jarak dengannya, nyatanya Kasih tetap menjadi Kasih yang perhatian dan peduli, seperti dulu saat wanita itu begitu tulus melayaninya sebagai seorang istri. “Aku telah menyelidiki Arvin, kemungkinan dia memiliki bisnis ilega