Mata Citra mendelik. "Tapi ... hmpp!" Cakra mencium bibir Citra. "Diam saja, pasti dipikir kita tidur." Citra menajamkan pendengarannya. "Mungkin buna, dan ayah masih tidur, Sayang. Ayo kita duduk nonton televisi saja." Terdengar suara Bu Cahya membujuk kedua cucunya. "Iya, Nenek." Citra menarik nafas lega. "Fokus, Citra. Fokus bikin adik untuk si kembar." "Ya kamu yang harus usaha biar aku fokus," sahut Citra. Cakra tidak bicara lagi, ia ingin menuntaskan kemesraan mereka dengan cara yang sempurna. Ia puas, Citra terpuaskan. Mata Citra kembali terpejam, membiarkan Cakra menggapai nikmat, dan membuat dirinya juga merasakan kenikmatan. Untungnya panggilan si kembar tadi tidak membuat api gairah yang berkobar menjadi padam. Kobaran api tetap terjaga. Citra harus mengakui, Cakra le