Cakra tersadar, kalau ia terlalu tergesa mengungkapkan hal itu. "Maaf, maaf ... aku ...." "Hah! Jangan aneh-aneh, Tuan!" "Aku minta maaf, Citra. Aku melakukan ini karena tidak tega ...." "Jangan terus menjadikan anak-anak sebagai alasan!" Citra bangkit dari duduk. Ketegangan terjadi di antara mereka berdua. Cakra sungguh menyesal sudah mengungkapkan pemikirannya. Cakra kasihan pada kedua anaknya, juga pada kedua orang tuanya yang ingin menghabiskan masa tua berada di dekat si kembar. "Aku tidak akan memaksamu. Setidaknya sekarang kamu tahu, kalau aku mengharapkan kamu kembali padaku. Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan bagimu. Aku tidak ingin mengambil keuntungan apapun dari situasi ini." Citra diam saja. Ia berdiri membelakangi Cakra. Cakra berdiri juga. "Sebaiknya kamu tidur,