PART. 63 MAAF

1211 Kata

Bu Cahya terbaring di dalam kamar sendirian. Semakin hari kesunyian semakin terasa menyiksa diri. Hidupnya tak kekurangan uang. Di rumah Cakra ia hidup lebih dari berkecukupan, tapi ada yang terasa kurang. Sudah satu tahun ini ia hidup sendirian. Cakra memilih tinggal bersama sang ayah. Tak ada lagi yang memperhatikan dirinya. Ditatap langit-langit kamar. Bayangan kecelakaan yang menewaskan anaknya muncul dalam pandangan. Putra tersayangnya tewas. Rasa marah pada Tuhan hadir di dalam hatinya. Bu Cahya merasa, Tuhan tidak adil padanya. Karena sudah merenggut putra kesayangannya. Rasa marah itu yang membuat hatinya menjadi sekeras batu. Bu Cahya menjadi sosok egois yang tak bisa dibantah. Bu Cahya jadi posesif terhadap Cakra, putra yang menjadi anak tunggal pasca kecelakaan saudaranya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN