Sejak pagi, aku deg-degan. Bukan jatuh cinta atau kena serangan jantung, melainkan gelisah menunggu kasus baru dari Denis. Lelaki itu tidak biasanya melakukan ini padaku, membuatku menunggu, seolah ketidaksabaranku adalah sesuatu yang membuatnya terhibur. Aku tidak mau tampak begitu menggebu-gebu, tetapi tidak pandai dalam menyembunyikan rasa antusias yang terus ingin dikeluarkan meskipun hati sudah berniat untuk menyembunyikannya. Sungguh, aku sepertinya tidak berbakat dalam berbohong atau menyembunyikan perasaan. Meskipun, aku selalu bisa melakukannya di saat terdesak dan di depan ayah atau orang lain, kecuali dua orang, Denis dan Ferdi. Keduanya sama-sama cerdas dan pernah aku cintai. Walau sampai saat ini, aku masih mencintai Ferdi. Aku tidak bisa mendekatinya, aku sudah bersuami dan s

