BAB 51

1572 Kata

Aku mulai membuka mata secara perlahan dan hal pertama yang aku lihat adalah cahaya berpendar yang menyilaukan mata. Bau obat-obatan yang menyengat di segala sudut ruangan juga menyumbat di hidungku membuatku sempat merasa mual dan tidak nyaman. “Nisa.” Suara lembut dari seorang lelaki yang aku kenal itu membuat kepalaku tertoleh. Lelaki tua yang merupakan ayahku itu tersenyum dengan mata yang menunjukkan rasa syukur luar biasa. Diraih dan digenggamnya tanganku dengan erat. “Akhirnya kamu sadar, Sayang,” ucap ayah dengan mata berkaca-kaca. Aku terdiam, tidak percaya dengan apa yang kulihat sekarang. Untuk sesaat, aku menikmati keharuan ini, kemudian teringat kalau sesuatu yang buruk terjadi, padaku dan ayah. Harusnya atau mungkin, selama ini aku hanya bermimpi. Entahlah. Aku sama sekali

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN