Diana masih terpejam tapi badannya sakit dan capek semua. Tidur cantiknya terganggu. Tangannya bergerak menarik selimut sampai menutup kepalanya. Mmm, nyamannya. Diana membetulkan posisi badannya. Sebentar! Selimut? Bantal di kepala? Kasur yang empuk? Mata Diana langsung terbuka sempurna. Segera dia sibak selimutnya dan duduk. Benar, dia berada di kamar. Apa dia tadi bermimpi? Atau apakah dia sudah sembuh? Diana segera memegang dadanya. Tidak sakit. Dia membuka baju tidurnya. Dia tidak melihat adanya bekas luka tusukan. Berarti benar kejadian itu hanya mimpi. Diana menghela nafas lega. Ya, benar. Hanya mimpi. Tapi kenapa seperti nyata? Perselingkuhan itu, sakit di hatinya, semua tangisan, makan malam di Malang dengan Leo, perkelahian itu, semua terasa nyata. Ya Tuhan! Sungguh mimpi yan