Pagi hari, Diana bangun dengan semangat membara. Begitu membuka mata, dia mengangkat tangannya ke atas, mengagumi keindahan cincin yang tersemat di jarinya. Rasanya Diana sedang bermimpi yang sangat indah. Hubungannya dengan David sekarang sudah semakin serius. Diana tidak sabar untuk segera memakai gaun pengantin dan memesan kue setinggi satu atau dua meter. Tok.. tok.. “Nona, apa Anda sudah bangun?” Suara Wina terdengar dari luar. Diana segera menyibakkan selimutnya dan berdiri. Tepat saat itu, Wina membuka pintu. “Nona, mau mandi? Apa perlu saya menyiapkan air hangat?” “Tidak usah. Aku hanya akan sedikit membersihkan diri lalu ke ruang gym.” “Baik, Nona.” Diana segera memasuki kamar mandi untuk membasuh muka dan berkumur. Begitu selesai, dia menuju walk in closet untuk memilih k