Ervan berjalan mendahului dan membuka sebuah pintu kayu di dekat ruang tengah. Febi membelalakkan mata dan menatap tak percaya ruangan di hadapannya. Perabotan indah bernuansa krem dan sebuah boks bayi di sudur kamar dengan kelambu biru muda yang lembut. "Kamu seharusnya tidak perlu melakukan semua ini, Van. Ini, ini pasti mahal sekali!" "Aku hanya ingin yang terbaik untuk istri dan anakku." Ervan mengecup ujung kepala Febi dan membelai pipi putranya yang berusia tiga bulan lebih. Febi meletakkan putranya di boks berkelambu biru muda tersebut. Atar menggeliat sebentar lalu memiringkan tubuhnya untuk kembali terlelap. Sepertinya dia merasa nyaman dengan boks barunya. Febi mendekati Ervan setelah memastikan Atar nyaman, lalu melingkarkan kedua tangannya di leher Ervan. "Pan