47. Teman Masa Kecil

1450 Kata

“Tuhan telah menciptakanmu begitu sempurna untukku. Aku tidak membutuhkan sosok wanita kedua, ketiga, atau keempat, dalam hidupku.” Hati Bilqis meleleh mendengar kalimat sang suami. Bibirnya berkedut mendengar kalimat itu. Sekuat tenaga, dia menahan bibirnya untuk tidak tersenyum. Perempuan itu melirik suaminya dengan ekor matanya. Telinganya berharap bisa terus mendengar kata-kata manis yang tadi diucapkan sang suami. Senyum Jindan begitu lebar dan indah. Matanya yang jernih menatap perempuan halal di depannya lekat-lekat. Tangannya terulur, mengusap puncak kepala Bilqis yang masih tertutup mukena. “Tuhan telah membalik hati kita. Tidak ada lagi yang bisa memisahkan kita selain ijin dari-Nya. Jadi, selama kita terus berserah pada Tuhan, rumah tangga kita akan selamat.” Darah Bilqis ber

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN