Pagi ini, rencananya Jindan dan Bilqis akan berjalan kaki menuju telaga. Mereka berdua sudah siap dengan sweater dan celana panjang. “Pakai rok juga, Dek,” pinta Jindan. “Sudah pakai celana panjang gini, Mas. Lagi pula celananya juga nggak ketat.” Bilqis menarik-narik celananya, memperlihatkan kalau celananya sama sekali tidak ketat. “Kalau begitu ganti kulot saja. Jangan yang berbahan denim begitu!” Bilqis menghela nafasnya lalu kembali membuka lemari. Akhirnya dia memilih rok dan legging. Setelah mengganti bawahannya, Jindan pun tersenyum. Kakinya melangkah mendekat dan langsung mengecup pipi sang istri. “Maaf ya, Dek. Aku Cuma tidak ingin mereka tahu betapa indah kakimu.” “Gombal, Mas.” Bilqis menepuk pundak suaminya mesra. Senyumnya tidak bisa dia sembunyikan. “Jangan genit begi