Bilqis memutuskan untuk mengunjungi rumah makannya sesaat setelah suaminya berangkat kerja. Istri Jidnan yang masih gadis itu sedang membutuhkan seorang teman untuk berbagi atau setidaknya dia butuh pekerjaan untuk mengalihkan pikirannya. Dengan mengendarai mobilnya, Bilqis tiba di rumah makan pukul sembilan. Pintu depan baru saja dibuka. Beberapa meja sudah terisi oleh mereka yang ingin sarapan atau sekedar menikmati camilan sambil menunggu teman-temannya. “Hai, Qis!” Beberapa pegawai menyapa Bilqis ramah. Beberapa juga seperti menjaga jarak karena segan. Jadi mereka hanya tersenyum dan mengangguk saat Bilqis lewat. “Hai! Selamat pagi!” Bilqis membalas senyuman-senyuman itu. Kakinya terus melangkah menuju tangga. “Ya Allah!” Bilqis sangat terkejut saat lengannya tertabrak seseorang. B