34. Bengkak

1121 Kata

Jindan memasuki rumah kontrakannya dengan wajah tertekuk. “Assalamu’alaikum,” ucapnya lemah. “Wa’alaikum salam, Mas.” Bilqis menyambut dengan senyum segar merekah. “Mas, kenapa?” tanyanya saat menyadari raut sang suami yang tidak sedap. Jindan tersenyum tipis. “Tidak ada. Aku hanya lelah saja.” “Aku sudah menyiapkan es dan makan malam untukmu, Mas. kamu mandi dulu ya. Biar aku panaskan.” Jindan mengangguk. Dia menurut saja. badannya emang lemas setelah siang tadi berusaha menekan segala hormon lelakinya yang bergejolak akibat ulah Desi. Jindan keluar dari kamar mandi setelah dua puluh menit. Rambutnya basah dan wajahnya jauh lebih segar. Dengan sarung dan kaos polos, Jindan mendekati istrinya. “Ayo, makan!” Bilqis, dengan sigap, mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan lauk.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN