Tangan Jindan refleks membuka aplikasi pesan di ponselnya. Dia harus memastikan keadaan istrinya. Entah kenapa, Jindan mempunyai pikiran kuat kalau wanita yang dimaksud Azzam adalah Desi. Tidak menunggu lama, Bilqis membalas bahwa dia baik-baik saja di rumah. tidak ada hal aneh yang terjadi. Jindan refleks menghela nafas. Keadaan rumah tangganya baru saja membaik. Dia tidak ingin ada hal lain yang membuatnya kembali keruh. Azzam melihat semua itu, tapi dia menahan diri untuk tidak mencampuri urusan Jindan. “Aku berharap kita masih bisa menjalin silaturrahmi di masa depan,” ucap Azzam bersungguh-sungguh. Jindan mengangguk. “Insya Allah.” Azzam pun pamit karena hari semakin gelap dan azan Magrib sebentar lagi terdengar. Begitu taksi online yang mengangkut Azzam menghilang di antara ribua