Bilqis tidak ingin lagi berlama-lama berada di hotel ini. Dia tidak ingin lagi memiliki kemungkinan bertemu dengan wanita yang menjadi teman bermain suaminya dulu sewaktu kecil. Bilqis percaya suaminya yang amanah, tapi bagaimana dengan wanitanya? Semalam, Susi bahkan tidak malu meminta duduk di meja yang sama. Bilqis benar-benar tidak habis pikir. “Nanti setelah sarapan, kita berangkat ya, Mas,” pinta Bilqis setelah pegawai hotel mengantar sarapan mereka ke kamar. “Iya, terserah saja. Senyamannya kamu. Aku ikut saja.” Jindan sudah duduk dengan tenang, menunggu sang istri yang masih menata piring dan menyiapkan minuman. Setelah semua siap, Jindan segera memulai sarapannya. Pria itu setuju saja saat Bilqis menginginkan sarapan di dalam kamar. Setelah apa yang terjadi semalam, wajar jika