43. Musik, Dansa, dan Anggrek

1108 Kata

Hening terasa makin canggung. Beberapa orang saling melirik, sebagian lagi pura-pura sibuk dengan teh atau kudapan di tangan. Tak ada yang bicara, tapi Mariana bisa merasakan ketidaksetujuan yang terselip di balik senyum tipis dan tatapan sekilas. Arsita masih berdiri di sampingnya, genggamannya masih tak terlepas dari tangan Mariana. Ia menatap satu per satu wajah yang memandang mereka, lalu tersenyum kecil. “Aku hanya menyampaikan keinginanku,” ucap Arsita. “Saat ini, baik Nate ataupun Mariana sendiri tidak terpikir ke arah sana. Maaf sudah membuat suasana jadi canggung.” Arsita melirik sekilas ke arah Mariana, lalu ke Nate yang berdiri tak jauh dari mereka. “Maaf, Mama tidak bermaksud mendahului siapa-siapa atau bersikap lancang,” katanya pelan. Arsita melepas genggaman tangannya pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN