Keesokan harinya, Pagi datang dengan kabut tipis yang menyelimuti area sekitar penginapan. Udara masih dingin saat Mariana membuka pintu kamar, berniat ke ruang makan untuk mencari teh hangat. Namun langkahnya terhenti. Di depan pintunya, ada termos kecil dengan sticky note menempel di permukaannya. [Minum ini sebelum turun. Teh jahe dan madu. – Nate.] Mariana terpaku. Hanya beberapa baris kalimat, tapi cukup untuk membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Ia mengangkat termos itu dengan dua tangan. Uapnya mengepul dan aroma jahe menyusup ke hidungnya. Setelah meneguk satu kali, Mariana menatap keluar lorong. Kosong. Tidak ada siapa pun. Ia tidak bisa menebak niat di balik Nate melakukan ini untuknya. Mariana ingin berpikir bahwa tindakan Nate hanyalah bentuk perhatian seorang ata