16. Ancaman.

1553 Kata

"Astaga, ada apa, Cana? Kenapa kamarmu seperti kapal pecah begini?" Bu Isnaini terperanjat melihat keadaan kamar putrinya. Aneka kosmetik, vas bunga dan barang pecah belah lainnya berserakan di lantai, hancur tak berbentuk. "Pokoknya, mulai sekarang Cana tidak mau mengalah lagi, Bu! Cana akan melawan Teh Dia secara terang-terangan! Teh Dia itu memang setan!" Kencana berteriak sambil meninju telapak tangannya sendiri. Amarahnya belum tuntas, meskipun ia telah menghancurkan separuh isi kamar. "Duduk dulu, Nak. Tarik napas panjang. Jangan emosi begini." Bu Isnaini mendekat, menggiring Kencana ke sudut ranjang, satu-satunya tempat yang masih aman dari serpihan kaca. "Ayo cerita, ada apa. Pelan-pelan saja," bujuknya lembut, mencoba menenangkan. "Teh Dia keterlaluan, Bu. Ia memfitnah Kang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN