Dia merapikan pakaian yang baru saja ia keluarkan dari tas, menyusunnya dengan rapi ke dalam lemari. Akhir-akhir ini ia merasa seperti burung. Terus berpindah-pindah tempat tinggal antara mess dan rumah. Kemarin, ayahnya bersikeras membawanya pulang. Sejak mengetahui bahwa ada seseorang yang ingin melenyapkannya, sikap ayahnya berubah drastis—menjadi jauh lebih protektif. Menurut ayahnya, tinggal aman tinggal di rumah daripada berada di mess. "Masuk," seru Dia saat mendengar pintu kamarnya diketuk. "Kamu sibuk tidak, Di? Ayah ingin berbincang-bincang sebentar." Pak Suhardi berdiri di ambang pintu. "Tidak kok, Yah. Masuk saja." Dia menutup lemari. Mempersilakan ayahnya duduk di kursi rias. Dia sendiri duduk di sudut ranjang. "Ayah mau berbincang apa?" tanya Dia lagi. Pak Suhardi