“Iya, yang pertama saat bakar ikan, ke dua yang ini, makasih, makasih banyak sudah menerima cintanya Mas,” ucap Sean sambil menangkupkan ke dua tangannya di d**a. “Sama-sama, Dinda percaya kok Mas Sean pasti jadi lelaki yang baik,” jawab Dinda yang kembali akan menyuapi Sean, tapi Sean mengambil sendok tersebut dari tangan Dinda. “Untukmu,” ucap Sean menyodorkan sendok tersebut pada Dinda. Dinda menggeleng, “Tidak, nanti saja setelah kita sah jadi suami istri,” jawab Dinda membuat Sean mengangguk paham. “Berarti kapan kita belajar menyetir?” tanya Sean kembali. “Kapan saja boleh,” jawab Dinda. “Setelah Shalat asar bagaimana?” “Boleh, tapi Dinda kan bawa motor.” “Kita pulang dulu, setelah itu pamit sama mamanya Dek Dinda untuk pergi bersama,” usul Sean. “Dinda ragu Mama mau kasih