Semalam. Sementara Archer sedang tidur, Larissa kebingungan dengan pola tingkah pamannya yang sejak melempar bantal berubah jadi jutek, lebih sulit disentuh, dan ... merepotkan. Hingga tak terasa hari pun telah berganti, tapi tetap saja Larissa merasa aura pamannya masih suram. "Pagi, Paman!" sapa Larissa dengan riang yang dibalas oleh lirikan malas pamannya. Sial, Larissa kesal. Namun, tetap, pagi harinya Larissa seperti biasa melayani sang paman. Menyiapkan sarapan, menghidangkannya di meja, memberi minun pamannya dan barulah Larissa duduk di kursinya. Yang berbeda dari biasanya hanya keberadaan Archer di gendongan Bibi Enjum. "Mana kopiku?" Oh, Larissa lupa. Secangkir kopi yang menemani pagi pamannya belum dia tuangkan. "Sebentar, aku buatkan dulu." "Kopi yang rendah gula." "