Larissa tahu, dia sadar setelah meninggalkan kamar. Saat di dalam Larissa masih linglung, tapi kini dia sadar sesadar-sadarnya orang sadar. Kini eksistensi Larissa ada di kamar mandi. Dia bersandar di pintunya dengan dua tangan yang meremas pipi sendiri, ini bukan mimpi. Punggung dan bahunya terasa panas akibat sentuhan dari pamannya. Larissa nyaris memekik, dia bahkan sudah siap meledak. "Paman m***m," cicit Larissa malu sendiri saat ingat dengan apa yang telah terjadi. Larissa sampai jadi tidak berani untuk bercermin, tapi dia penasaran dengan tubuh bagian belakangnya. Sepersekian detik Larissa menegakkan diri, kemudian dia melangkah pasti menuju cermin besar di kamar mandi. Dia membuka kaosnya, lalu berbalik membelakangi pantulan dirinya. Saat Larissa menengok, saat itu juga Laris