Kak Biyan terlihat bimbang menjawab permintaanku, ah aku lupa jika dirinya adalah anak paling berbakti di dunia, dan pergi dari rumah itu berarti pembangkangan dan cap sebagai anak yang tidak tau terima kasih akan selalu menjadi bayang-bayang diantara kami. "Pergi dari rumah bukan jalan terbaik saat ini Ai" ujarnya membujukku, aku tertawa miris... memangnya ada jalan apalagi untuk membuat batu yang ada di kepala Daddy hancur? Bahkan saat aku mengungkit masalah pertalian darah diantara kami, Daddy hanya diam membisu menatapku seolah apa yang aku ungkit itu bukan masalah baginya. "Terus? Menurut kakak jalan terbaik itu nikah sama pilihan Daddy dan membuat anak ini tanpa ayah" aku sengaja memperkeras suaraku agar semua orang tau jika kini aku sedang hamil, yeah pura-pura hamil. Kak Biyan t