Kayna menarik napas kuat-kuat, mengembuskannya dengan kasar. Di hadapannya ada Rehan yang tengah duduk manis, menatapnya, menunggu ia berbicara. "Jadi, apa yang Anda ingin tahu soal Rania?" tanya Kayna, memulai pembicaraan. "Semuanya." Jawaban singkat, padat dan jelas dari Rehan. Tapi hal itu justru membuat Kayna kesal sampai mengembuskan napas kasar untuk kedua kalinya. "Saya tahu, tapi saya harus mulai dari mana? Nggak mungkin kan saya ceritakan semua dari Rania lahir sampai sekarang udah gede," tuturnya sewot, disusul dengkusan sebal. "Kalua kau mau, aku siap mendengarkan." Dan jawaban Rehan semakin membuat Kayna emosi. "Tuan Rehan yang terhormat. Anda bilang tidak ingin bersitegang, tapi jawaban Anda ini memicu ketegangan. Bisa serius nggak sih?" Keluar juga akhirnya ocehan itu