Detak jantung Rania bertalu-talu, seiring langkah kakinya yang terasa berat. Hawa dingin langsung menyergap tubuhnya, ketika ia keluar dari lift. Sementara koridor di depan terasa begitu mencekam, seolah sudah ada yang menunggunya. Ya, sebenarnya emang sudah ada yang menunggu kedatangan Rania dan Rehan. Calon mertua. "Kamu kenapa? Sakit?" Suara berat Rehan berhasil menarik paksa Rania dari lamunan mengerikan. Rania sontak menoleh, ekspresinya pucat pasi. Bahkan bintik-bintik keringat tampak jelas di sekitar dahi, padahal udara malam ini begitu dingin. Ia menggeleng ragu. Pasalnya tubuh Rania serasa menggigil, seluruh sarafnya tegang dan kepalanya berdenyut tiap kali mengingat siapa yang akan ditemuinya sekarang. Calon mertua. Ini perdana Rania bertemu orangtua Rehan. Jika hubungan