Maxime menatap Diddy yang meringis di bawahnya. Menekan keras telapak kakinya saat Diddy hendak bangkit dan tidak peduli kalau merintih kesakitan. Makin banyak orang berdatangan dan mereka adalah staff Maxime dilihat dari seragam yang dipakai. Tidak ada yang berani menyela saat boss besar sedang marah. Pandangan semua orang tertuju pada laki-laki tinggi besar yang meringkuk di lantai menahan sakit. Clarissa pun kehilangan kata, kemunculan Maxime yang tiba-tiba mengagetkannya. “Aku paling tidak suka melihat laki-laki arogan yang seenaknya mem-bully perempuan. Kau pikir karena kau kuat dan anak orang kaya, berpikir bisa berlaku seenaknya pada Clarissa? Kau tidak kenal orang-orang yang menyokong Clarissa? Dalam sekali sentil, bukan hanya kamu yang hancur tapi juga orang tuamu. Laki-laki k***