Sejauh apa pun usaha yang Rafa lakukan untuk menghindar dan menjauh dari Paramita, sepertinya semesta tidak mendukung Rafa. Semua usahanya kini sudah dipatahkan begitu saja ketika dia harus berada satu bus bersama Paramita. Bukan hanya satu bus, tetapi mereka harus duduk bersebelahan karena bangku lain sudah penuh dan hanya ada satu bangku kosong di samping Rafa. Mau tidak mau Paramita harus duduk di sana, di samping Rafa. Awalnya keduanya saling diam. Tidak melempar senyum atau pun saling bertanya kabar. Tak ada satu patah kata pun yang keluar dari bibir keduanya. Namun, saat Paramita mengantuk dan tertidur dalam bus, Rafa harus merelakan bahunya menjadi penyangga kepala Paramita. Perempuan itu jelas tidak menyadari hal itu, jika saja dia tahu, sudah pasti dia akan mengangkat kepalanya