“Seperti yang pernah Andrew katakan, kau memang penggemar cokelat,” kata Fania sembari menarik salah satu kursi makan yang tersedia. Ia tersenyum kelewat lebar. Di tangannya, sebuket bunga yang mungkin baru diterima saat perjalanan ke tempat janji temu mereka, diletakkan begitu saja. sedikit mengamati sekitar siapa tahu ada yang mengikuti. Tapi saat dirasa aman, ia menghela panjang. “Andrew banyak cerita mengenaiku rupanya.” Giselle terkekeh. “Aku tak tahu apa yang kau sukai, jadi kupesan beberapa menu. Kau tak keberatan?” Ia pun meletakkan cangkir cokelat panasnya. Sembari menunggu Fania datang, tak ada salahnya ditemani minuman yang begitu ia gemari ini. Toh ... menu utama belum dikeluarkan oleh pelayan. Fania menggeleng cepat. “Aku memang lapar. Kurasa menghabiskan semua pesananmu m

