Yang paling mengusik saat melakukan konseling dengan Dokter Effina–Psikolog yang menanganiku–adalah kata-kata beliau, “Diusahakan istri juga mau membuka diri. Karena mau tidak mau sekarang sudah jadi seorang istri.” Ditambah, “Sebetulnya bisa juga melakukan konseling pernikahan berdua. Agar saling memahami tugas dan kewajiban suami-istri, dan apa yang bisa menjadikan sama-sama merasa nyaman.”Timbul pertanyaan dalam benakku, apa permasalahan dengan Mas Bima tidak sebesar yang kukira? Dari awal bertatap muka, Dokter Effina memintaku menceritakan seluruh keresahan, ketakutan dan kekhawatiran yang kualami. Sempat ada rasa malu kala itu, namun keramahan beliau, membuatku perlahan membuka diri. Semua kuungkapkan tanpa terlewat satupun. Dari pertama bertemu, sampai alasan terjadinya pernikahan k