57 – Ungkapan dalam Sentuhan

2087 Kata

Saat ke depan mengantar Mas Bima untuk berangkat kerja, aku kaget mendapati dia menyodorkan tangan. Dengan kening mengernyit aku bertanya, tapi alih-alih menjawab, dia justru bergerak mengambil tanganku. Menautkan dengan tangannya, kemudian mendekatkan pada wajahku. “Cium, Asha. Ini akan jadi rutinitas kita ke depannya,” pinta Mas Bima dengan tatapan lekat, membuatku merona. “Papa dan mama selalu melakukan ini, opa dan oma juga dulu begini. Jadi, otomatis kita akan seperti mereka.” Setelah diam beberapa saat, akhirnya aku mengangguk dan menurut. Mas Bima tersenyum lebar karena itu, tangannya yang lain bahkan mengacak pelan rambutku. Mungkin merasa senang, karena aku menurut. Jujur saja, responnya membuatku menghangat. Jadi, seperti ini rasanya diperhatikan, dicintai, dan diinginkan orang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN