Mbok Latri bantu menyuapkan bubur untukku. Tadi mengetahui suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, beliau melakukan penanganan berupa bantu mengelap badan dengan handuk basah, menggantikan pakaian, memijatkan kaki dan lenganku, memasak bubur, bahkan sampai sekarang masih merawatku. “Tadi malam Mbok takut sekali,” ujarnya memecah keheningan. “Neng Asha minta dipanggil di jam makan malam, tapi ndak merespon saat Mbok di depan. Sampai digedor-gedor pintunya tapi ndak ada sahutan. Karena Mbok pikir ndak mungkin tidur sampai selelap ini, Mbok langsung ambil kunci cadangan buat buka pintu. Setelahnya Mbok kaget ndak nemui Mbak Asha di tempat tidur.” “Saya lagi mandi, Mbok,” jawabku seadanya. “Mbok awalnya nyimpulin gitu saat dengar suara air. Tapi, ada yang aneh. Suara percikannya ndak kayak m