Aku berenang cemberut, sementara di sisi lain Mas Bima sibuk dengan ponsel. Kacamata hitam bertengger di hidung, menghalau sinar matahari yang membuat silau. Dia tidak mengenakan pakaian. Hanya celana pendek di atas lutut. Hari keempat di The Naka Phuket, akhirnya kolam renang ini kami pakai juga. Sarapan kali ini dilakukan di sini. Sudah tersedia dua jus jeruk, pancake, juga potongan buah-buahan segar di dalam keranjang rotan yang mengambang. Harusnya kami makan besama sekarang, tapi belum bisa karena Mas Bima harus mengecek email yang dikirim Papa Pras. Katanya tadi cuma sebentar, tapi ini sudah dua puluh menit lebih. Sebenarnya bukan itu sumber kekesalanku, tapi karena ulah Mas Bima yang selalu tidak bisa mengendalikan diri. Padahal hari ini janjinya kami mengunjungi Phuket Fantasea,

