"A-apa Fin? Gue gak salah denger kan?" Riki nampak tercengang tak percaya. Fina cuma bisa mengatupkan bibirnya, tanda membenarkan itu semua. Riki sekarang sudah tak tau harus apa, bahkan ia pun masih tampak syok dengan semua keadaan ini. "Lo serius Fin? Sumpah?!" Riki meraup wajahnya frustasi. "Sejak kapan?" Tanya lelaki itu dengan nada masih tak percaya. Fina meneguk ludah, "sejak lama." "SMA?" "SMP." Riki sekarang sudah tak tau harus bereaksi apalagi, perasaan kaget, syok, ambigu semuanya bercampur menjadi satu. Cuma satu kata untuk menjelaskannya, Riki kaget. "Gue ... gue.." Riki gagap-gagap, beneran tak pernah membayangkan situasi seperti ini membuatnya tak mungkin sempat untuk menyiapkan jawaban. "Sorry ... Fin." Fina mundur selangkah. Miris. Ia sebenarnya sudah membayangkan