Airyn menelungkupkan wajahnya ke bantal. Entah sudah jam berapa sekarang, dan sedikit pun dia tidak bisa untuk terlelap meski hanya sebentar. Keberadaan Arvyn di kota ini, dan sekarang malah tinggal dan hanya bersekatkah sebuah tembok dengannya tentu saja membuatnya merasa hidupnya terancam. Jangan tertipu dengan ketenangannya sejak kemarin, jauh di lubuk hatinya, dia merasakan kegelisahan dan ketakutan yang begitu besar. Dia tidak tau, apa motif datangnya Arvyn ke dalam kehidupannya lagi. Sudah 1 tahun berlalu, dan sekarang Arvyn muncul begitu saja seolah angin yang tak diketahui dari mana datangnya, membuat puing-puing kekuatannya untuk hidup yang berhasil dia benahi, kembali terguncang dan sepertinya, akan hancur lagi. “ Hiks ... hiks. Kenapa harus seperti ini? Tidak Bisakah aku baha

