“Kamu mengingatku?” tanya Arvyn sok polos dan Liona mengangguk. “Tentu saja aku mengingat Om, karena Om lebih tampan dari Papaku.” Jawaban Liona membuat Arvyn tersenyum tipis. Papanya? Apa suami istriku yang dia maksud? Ya Tuhan, jangan sampai. “Kalau begitu, apa kita bisa menjadi teman?” “Boleh. Tapi, dengan syarat, aku mau digendong tapi nanti. Sekarang, kita jabatan tangan dulu sebagai teman.” Arvyn tak bisa menahan bibirnya untuk tersenyum lagi. Liona, sukses membuatnya tersenyum banyak hari ini. “Baik. Sekarang kita teman,” ucap Arvyn sambil menjabat tangan Liona yang sangat kecil. “sekarang, beri tahu Om, siapa namamu?” Lanjutnya. "Aku Liona. Liona Airyna. Kalau nama Om siapa?” Telinga Arvyn terasa berdengung. Jawaban Liona tadi, membuatnya sesak tiba-tiba. Bermacam p

