Shanum menatap lekat wanita yang duduk di depannya. Terlihat jelas, raut wajah campuran antara sedih dan takut. Sedikit pun, tak ada rasa iba di hatinya melihat pemandangan di depannya.
"Jadi, apa maksud anda mengirim pesan itu pada saya?"
Wanita di depannya, mengangkat wajahnya menatap Shanum balik.
"Aku, hanya ingin Ahsan bertanggung jawab."
Shanum tersenyum sinis. "Yakin, suamiku mau bertanggung jawab?" tanyanya sarkas.
"Aku yakin. Selama kamu mengijinkan."
Shanum tertawa hambar. "Apa dia gila? Wanita mana yang rela berbagi suaminya dengan wanita lain. Apa lagi, dengan cara seperti ini." Bathin Shanum mengumpat. "Bagaimana, jika aku ga ngasih ijin?"
"Setidaknya, tolong pikirkan anak yang ada di dalam kandunganku," ucap wanita itu sambil memegang perutnya yang masih rata. Ia pun,
